Kamis, 28 Mei 2015



Nama  : Novia riska
Nim     : 1402055124

·         Pewawancara  : Novia Riska
·         Narasumber    : Rasit
Dibalik profesi seorang penjual bakso keliling


          Pak rasit adalah seorang penjual bakso keliling, setiap hari ia menjual baksonya di dekat kampus fisipol.  Walaupun sekarang ini ia menjadi penjual bakso ia tidak mengeluh untuk menjuali para mahasiswa yang datang dan membeli semangkuk baksonya. Setiap hari ia selalu berjualan di sana, walaupun penghasilannya tidak menentu dan tidak sering pula jualannya habis dan masih tersisa, akan tetapi ia tetap bersyukur.  Selain berjualan bakso, pada malam hari pak rasit adalah seorang guru ngaji di langgar yang berada di sekitar rumahnya. Namun tidak disangka bahwa seorang pak rasit yang kini seorang  penjual bakso dan guru ngaji, dahulu pernah menjadi seorang atlit di usia mudanya.

N :  sebelumnya saya ingin bertanya nama bapak siapa ya pak ?Oh iya bapak sudah berapa lama menjual  bakso disini ?

R : oh iya dek, nama saya Rasit. saya disini sudah lama berjualannya dari tahun 2004.

N : biasanya bapak jualan  bakso disini dari jam berapa sampai jam berapa ya pak ?

R : saya jualan itu, dari jam 11 siang sampai jam 4 sore dek. Tapi ya kadang-kadang bisa ngaret juga pulangnya kalo baksonya belum habis.

N :  berarti kalau jam pulangnya tidak menentu, penghasilannya sehari juga tidak menentu ya pak?

R : iya dek. Orang beli kadang rame ya alhamdulilah penghasilannya lumayan, kalau sepi ya syukuri saja. saya itu nda repot dek kan rezeki di tangan tuhan.

N : iya pak, memangnya kisaran berapa pak pengahasilannya sehari kalau pembelinya sedang ramai pak?

R : ya lumayan, sekitar 350 ribu sehari.

N : itu kotornya apa sudah bersihnya pak ?

R : ya itu masih kotornya dek, kalau bersihnya ya sekitar 180 ribuan.

N : lumayan ya pak pengahasilannya.   memangnya dulu pak rasit  mendapat ide untuk berjualan bakso ini karena apa?

R : oh itu, dulu saya pernah jadi atlit angkat beban, disitu saya sambil berjualan donat juga. Tetapi karena saya merasa tidak ada kemajuan ya saya memutuskan untuk berhenti dan membuka usaha jualan bakso.

N : jadi pak rasit dulu pernah menjadi seorang atlit ? pada tahun berapa pak ?

R : iya dulu, dari tahun 1996 sampai  tahun 2002 kalau tidak salah dek.

N : selama bapak menjadi atlit angkat beban lomba apa yang pernah bapak ikuti?

R : ya saya pernah ikut lomba porda dan juara 3 pada saat itu.

N : setelah memenangkan lomba mengapa bapak berhenti ?

R : karena, ya saya merasa saya tidak ada kemajuan lagi di bidang itu, dan penghasilannya pun sedikit sedangkan umur saya terus bertambah.

N :  oh jadi karena itu  bapak memutuskan untuk membuka usaha bakso ini, dan modal pertama kali bapak membuka usaha ini darimana ya pak?

R : saya mendapat modal membuka usaha ini ya dari hasil memenangkan lomba itu, hadiahnya berupa uang Rp 3.000.000. dulu kan uang sebesar itu banyak dek jadi ya saya jadikan usaha jual bakso.

N : oh begitu pak. apakah  bapak pernah merasa menyesal telah memutuskan untuk usaha  menjual bakso keliling ini, karena penghasilannya yang tidak menentu

R : yaa dek mau gimana lagi saya ya tetap bersyukur saja selama saya bisa makan dan bisa menyekolahkan anak saya ya sudah alhamdulilah.

N : memangnya ada bapak berapa pak ?

R : anak saya tiga dek, alhamdulilah sampe sekarang saya masih bisa sekolahkan anak saya.

N : selain usaha jual bakso apakah bapak memiliki usaha lain lagi pak ? misalnya saja istri bapak berjualan juga dirumah ?

R : oh iya, istri saya juga jualan bakso dirumah dek soalnya kan rumah saya itu dekat dengan sekolahan. Dan saya pada malam hari juga menjadi guru ngaji

N : jadi istri bapak juga membantu bapak jualan bakso dirumah ya, wah bapak  juga seorang guru ngaji ternyata pak?  Iasa ngajar ngaji dimana pak?

R : iya alhamdulilah istri saya mau membantu saya berjualan bakso juga dirumah, iya saya kadang di panggil dari rumah ke rumah. Dan biasa saya mengajar di langgar dekat rumah saya.

N : oh begitu pak. Dari penghasilan bapak selama ini, apa yang sudah bapak peroleh pak?

R : ya alhamdulilah saya sekarang lagi bangun rumah, ya walaupun sedikit-sedikit. Tidak bisa langsung wong saya bukan orang pejabat ya dek.

N : iya pak, alhamdululilah ya pak sekarang sudah bisa bangun rumah. Dan  terimakasih ya pak sudah mau saya wawancarai tentang kehidupannya. Maaf apabila saya ada salah kata dalam pertanyaan dan bicara saya pak.