M.Luqman Hakim
1402055088
Pengemis Cilik
yang Mengemis di Malam Hari
Masalah
pengemis yang melanda kota Samarinda memang sudah tidak perlu dipertanyakan
lagi. Hal ini dapat kita jumpai hampir di setiap persimpangan jalan terdapat
banyak sekali pengemis, pengamen, dan gelandangan yang menjual barang
dagangannya. Berulang kali pemerintah melakukan penertiban terhadap gelandangan
dan pengemis. Namun, hal ini seakan hanya membuat para gelandangan dan pengemis
ini semakin menjamur.
Belakangan
ini pengemis di Samarinda didominasikan oleh anak-anak. Usia mereka beragam
dari berusia 3 tahun hingga 15 tahun. “Anak-anak ini umurnya ada yang 3(tiga)
tahun nanti digendong kakaknya yang 15 tahun” kata Nurcahya, Ibu-ibu yang biasa
mengemis di daerah Mall Lembuswana.
Pengemis
cilik ini memulai pekerjaan mereka mulai dari jam 6.00 pagi untuk berjualan
koran. Jika koran mereka tidak menghasilkan banyak uang maka mereka melanjutkan
dengan mengemis, mengamen, berjualan pernak pernik, bahkan berjualan makanan
ringan hingga malam hari. “Anak-anak berjualan dari subuh sampai malam. Saat
subuh mereka jual koran, siang sampai malam mereka mengemis sampai malam,” ujar
Nurcahya. Berdasarkan informasi dari ibu berumur 40 tahunan ini mereka
berpenghasilan hanya kurang dari Seratus ribu. Pengemis-pengemis ini didomisikan
oleh pendatang yang berasal dari Sulawesi. Mereka tidak melanjutkan sekolah
mereka karena tidak memiliki uang di kampung halaman mereka untuk membiaya
pendidikan mereka.
Pengemis-pengemis
ini berulang kali ditertibkan. Namun, hal itu tidak membuat mereka berhenti
untuk melakukan kegiatan mereka. “mereka sering di tertibkan namun apa boleh
buat hanya dari ini penghasilan yang bisa kami dapat”. Hal ini dapat
membahayakan keselamatan mereka dan membuat masa depan mereka terancam kelam.
Dalam kasus ini semestinya pemerintah harus lebih tanggap dalam penertiban dan
penyuluhan agar tidak ada lagi generasi generasi pelanjut peminta-minta.
Dalam
kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa mereka lebih memilih pekerjaan
yang menghasilkan sedikit keuntungan. Mengapa mereka meninggalkan sekolah untuk
pekerjaan dengan penghasilan yang tidak pasti. Kemungkinan besar mereka
memiliki perkumpulan pengemis yang berkerjasama di beragam daerah yang mereka
anggap telah mereka kuasai. Hal ini memberikan banyak keuntungan karena
pendapatan mereka lebih banyak dan lebih terorganisir.