Rabu, 03 Juni 2015



M.Luqman Hakim
1402055088




Pengemis Cilik yang Mengemis di Malam Hari

Masalah pengemis yang melanda kota Samarinda memang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Hal ini dapat kita jumpai hampir di setiap persimpangan jalan terdapat banyak sekali pengemis, pengamen, dan gelandangan yang menjual barang dagangannya. Berulang kali pemerintah melakukan penertiban terhadap gelandangan dan pengemis. Namun, hal ini seakan hanya membuat para gelandangan dan pengemis ini semakin menjamur.

Belakangan ini pengemis di Samarinda didominasikan oleh anak-anak. Usia mereka beragam dari berusia 3 tahun hingga 15 tahun. “Anak-anak ini umurnya ada yang 3(tiga) tahun nanti digendong kakaknya yang 15 tahun” kata Nurcahya, Ibu-ibu yang biasa mengemis di daerah Mall Lembuswana.

Pengemis cilik ini memulai pekerjaan mereka mulai dari jam 6.00 pagi untuk berjualan koran. Jika koran mereka tidak menghasilkan banyak uang maka mereka melanjutkan dengan mengemis, mengamen, berjualan pernak pernik, bahkan berjualan makanan ringan hingga malam hari. “Anak-anak berjualan dari subuh sampai malam. Saat subuh mereka jual koran, siang sampai malam mereka mengemis sampai malam,” ujar Nurcahya. Berdasarkan informasi dari ibu berumur 40 tahunan ini mereka berpenghasilan hanya kurang dari Seratus ribu. Pengemis-pengemis ini didomisikan oleh pendatang yang berasal dari Sulawesi. Mereka tidak melanjutkan sekolah mereka karena tidak memiliki uang di kampung halaman mereka untuk membiaya pendidikan mereka.

Pengemis-pengemis ini berulang kali ditertibkan. Namun, hal itu tidak membuat mereka berhenti untuk melakukan kegiatan mereka. “mereka sering di tertibkan namun apa boleh buat hanya dari ini penghasilan yang bisa kami dapat”. Hal ini dapat membahayakan keselamatan mereka dan membuat masa depan mereka terancam kelam. Dalam kasus ini semestinya pemerintah harus lebih tanggap dalam penertiban dan penyuluhan agar tidak ada lagi generasi generasi pelanjut peminta-minta.

Dalam kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa mereka lebih memilih pekerjaan yang menghasilkan sedikit keuntungan. Mengapa mereka meninggalkan sekolah untuk pekerjaan dengan penghasilan yang tidak pasti. Kemungkinan besar mereka memiliki perkumpulan pengemis yang berkerjasama di beragam daerah yang mereka anggap telah mereka kuasai. Hal ini memberikan banyak keuntungan karena pendapatan mereka lebih banyak dan lebih terorganisir.