NAMA : DITA PUTRI BTARI
NIM : 1402055165
REVIEW
FILM BERJUDUL ALL THE PRESIDENT’S MEN
1. Sutradara
: Alan J. Pakula
2. Produser
: Walter Coblenz
4. Penyunting : Robert L. Wolfe
5. Tanggal
rilis : 4 april 1976
6. Negara : Amerika Serikat
7. Bahasa
: Inggris
Sinopsis : Kisah
yang menceritakan tentang seorang wartawan dari Washington Pos yang bernama Bob
Woodwart yang ingin mengangkat kasus pencurian Watergerte yang melibatkan orang
dalam atau mantan petinggi-petinggi Presiden Richard Nixon.
Dalam kasus pencurian ini tertangkap lima orang tersangka yang juga terlibat
dalam kegiatan CIA, yang salah satunya bernama Mr. Charles Colson yang dulunya
bekerja sebagai seorang konsultan Gedung putih selain itu juga seorang penulis
dan agen CIA. Kelima tersangka ini langsung dibawa ke pengadilan untuk di
proses dan dimintai keterangan, mendengar itu Woodwart segera pergi ke
pengadilan dan mendengarkan dan melihat apa yang sedang terjadi di ruang sidang
tersebut.
Di ruang
inilah ia bertemu dengan seorang saksi yang dihadirkan , ia segera menanyakan
bukti-bukti atau informasi tentang kasus yang sedang terjadi. Tapi sayangnya
saksi malah menghindar dan meminta Woodwart menghentikan peliputannya mengenai
kasus ini.
Dengan
bukti yang masih dikatakan belum cukup kuat untuk mengungkapkan Fakta Woodwart
pun kembali ke Kantor dan mempresentasikan kepada Pimpinan redaksi tapi sayang
Informasi yang ia dapatkan malah menjadi bahan ocehan orang-orang tersebut,
sampai-sampai ia diancam akan dipecat dari Washington Post. Woodwart yang baru
sembilan bulan bekerja di situ terbilang masih dianggap remeh oleh orang-orang
di sekitar tempat kerjanya.
Disinilah kisah bermula ketika ia masih berambisi untuk membongkar kebenaran
tentang beita yang ia dapat ia menulis berbagai bukti dengan mesin TIK nya dan
meletakkan di meja salah satu staf dikantornya tapi kertas yang ia tulis malah
dibawa oleh salah satu karyawan lainnya kemejanya. Melihat hal ini timbul
kejanggalan dalam hatinya dan iapun kembali menulis bukti yang lainnya dan
kembali meletakan tulisan tersebut di tempat semula, dan kemudian ia
memperhatikan salah satu karyawan yang tadi mengambil tulisannya dan ternyata
karyawan tersebut kembali mengambil tulisan woodwart. Melihat hal itu woodwart
langsung menghampiri karyawan tersebut dan menanyakan apa maksud orang itu
mengambil tulisannhya.
Setelah sampai di meja karyawan senior tersebut alangkah terkejutnya ia
ternyata karyawan itu mengambil bukti tulisan woodwart ke dalam tulisannya.
woodwart merasa tidak senang dan merampas tulisannya kembali. woodwartpun
kembali ke meja nya tapi karyawan tadi kembali menyusul ia menanyakan tentang
apa yang di ketahui Woodwart dan dari sinilah awal dari persahabatan mereka,
Woodwart berteman dengan Carl Berninstein yang juga menjabat sebagai wartan di
Washington Pos.
Setiap hari mereka mencari informasi tentang bukti yang akan memperkuat berita
mereka selagi orang yang mereka kenal mereka hubungi untuk dimintai keterangan
tapi tak seorangpun yang mau memberikan informasi yang sejelasnya. sampai pada
sutu hari mereka menemui teman sekerja yang ternyata pernah berhubungan dengan
salah satu tersangka. mereka meminta perempuan ini memberikan informasi tentang
orang-orang yang pernah terlibat di gedung putih. Awalnya mereka juga sempat
ditolak oleh perempuan ini tapi kemudian perempuan ini setuju dan memberikan
data yang mereka butuhkan.
Dari data yang didapat inilah mereka mulai menyelidiki kasus yang sedang
terjadi satu persatu dari daftar nama mereka hubungi dan mereka datangi tapi
semuanya menolak untuk dimintai keterangan karena beberapa dari mereka tidak
percaya bahwa Woodwart dan Carl adalah wartawan dari Washington Post melainkan
dari New York Times. Sampai suatu hari terjadilah rapat Redaksi yang
membicarakan kasus yang mereka angkat ini tapi karena bukti yang Carl dan
Woodwart dapatkan belum banyak mereka malah di marahi.
Begitu berat beban yang mereka hadapi belum lagi bahaya yang mengancam
keselamatan mereka karena mengankat kasus serius ini. Tapi hal ini sama sekali
tidak membuat mereka putus asa sampai suatu hari Carl kembali mendatangi rumah
salah satu mantan Petinggi digedung putih dan menanyakan kembali tentang
Re-Rekayasa ini awalnya perempuan ini tidak ingin bertemu Carl lagi tapi Carl
berpura-pura hanya datang untuk bertamu dan minum kopi akhirnya perempuan ini
mempersilakan ia masuk juga dari sinilah Carl berusaha mengorek informasi
dengan kecerdikannya sedikit teka-teki terpecahkan juga.
Carl membawa bukti yang ia dapat kepada Woodwart disini lah mereka mulai
menulis tapi ternyata bukti yang di dapat masih harus dipecahkan juga agar
menjadi fakta yang sejelas-jelasnya, dan akhirnya mereka sepakat kembali
menemui perempuan tadi. Setelah bukti benar-benar jelas mereka segera
menuliskan berita di Washington Post. dan dari sinilah mereka berhasil
memecahkan kasusu tersebut dan menjatuhkan president Richard Nixon dengan
berita yang setiap hari terbit di Washington Post.
Kekurangan film : Saat
diskusi bersama para awak Suaka dan anggota magang, Ajat sempat ngomong, “Bingung, tokohnya terlalu
banyak.” Hal serupa juga yang saya rasakan. Akibat dari tokoh yang begitu
banyak, saya sempat tidak fokus pada isi cerita, sehingga mengulang beberapa
bagian film. Namun, hal tersebut wajar apabila melihat isi cerita. Mengapa? All
The Presidents Men adalah film yang diangkat dari buku berdasarkan kisah nyata
tentang skandal Watergate. Dalam kenyataanya pun tokoh atau pelaku yang
terlibat sangat banyak. Hal ini cukup penting dilakukan agar penonton memahami
film dan realita sebenarnya tentang skandal Watergate. Nama-nama yang ada dalam
film sangat berpengaruh pada proses peliputan dan fakta terkait skandal
Watergate tahun 1972. Penonton mesti tahu secara menyeluruh tentang Watergate
dan siapa saja yang terlibat. Saya tidak akan membahas dari segi sinematografi.
Selain kurang paham akan hal tersebut, saya kira film ini cukup memberikan
pemahaman lebih jauh tentang film dan Jurnalisme.