Nama : Julia
NIM : 1402055084
Demi
pendidikan anak, Suwanto menjadi penjual es tong- tong
Saat
panas terik matahari. Disuatu jalan sekitaran Samarinda tepatnya di jalan
Pramuka dengan melalui jalan aspal yang sangat panas dan gang- gang kecil yang
seringkali dilewati anyak kendaraa. Suwanto seorang penjual es tong- tong
dengan sabar mendorong gerobak dagangannya untuk menjajahkan es tong- tong
buatannya.
Terkadang
disaat panas terik siang hari yang seperti ingin menghanguskan kulit, orang-
orang lebih suka berdiam diri didalam rumah atau ruangan dan terasa malas untuk
melakukan aktivitas diluar rumah. Berbeda dengan pria berumur 52 tahun ini, ia
justru dengan giatnya mendorong gerobak dagangannya karena seperti saat itulah
dagangannya dapat terjual habis berbeda saat hujan mulai mengguyur daerah
kawasa jalan Pramuka, ia harus dengan sabar menerima bahwa dagangannya tidak
laku dikarenakan cuaca dingin yang tidak memungkinkan orang- orang untuk mengkonsumsi
makanan atau minuman yang dingin, “ ya lumayanlah dapatnya kalau siangnya panas
es nya bisa laku, kalau siangnya hujan ya terpaksa tidak jualan karena jarang
sekali orang orang yang beli”, jelas Suwanto saat ditemui disalah satu rumah
warga saat menjajahkan dagangannya.
Pria
yang memilik istri dan tiga orang anak yang masing- masing berumur 3, 6, 11 tahun
mengaku berjualan es tong- tong keliling untuk memenuhi nafkah keluarga dimana
istrinya hanya sebagai ibu rumh tangga dan untuk membiayai sekolah anak-
anaknya, “ saya berjualan utuk mencukupi kebutuhan keluarga karena istri saya
hanya seorang ibu rumah tangga dan anak saya ada dua yang sekolah. Meskipun
saya tidak bisa memberi harta kepada anak- anak saya paling tidak saya harus
berusaha membiayai pendidikan sampai keperguruan tinggi agar nanti anak saya
tidak jadi seperti saya yang hanya seorang penjual es”, sahutnya sambil menyeka
keringat yag terus bercucuran diwajahnya.
Kadangkala
dalam kekurangan orang tua seringkali melupakan kewajibannya untuk membiayai
pendidikan anak-anaknya malahan banyak
dari mereka yang menyuruh anak- anaknya untuk ikut mencari nafkah
keluarga padahal anak- anaknya masih dibawah umur. Berbeda dengan Suwanto, ia
malahan dengan giat dan tekadnya ingin membiayai pendidikan anaknya sampai
kejenjang yang lebih tinggi. Ia sadar pendidikan adalah nomor satu bagi
anak-anaknya sehingga anak-anaknya bisa menjadi orang sukses. Mungkin ia hanya
seorang penjual es tong- tong tapi dengan tekad yang kuat tiada yang mustahil
bagi dirinya semua bisa saja terjadi atas kehendak Tuhan.