Kamis, 04 Juni 2015



Nama    : Julia
NIM       : 1402055084



Demi pendidikan anak, Suwanto menjadi penjual es tong- tong

Saat panas terik matahari. Disuatu jalan sekitaran Samarinda tepatnya di jalan Pramuka dengan melalui jalan aspal yang sangat panas dan gang- gang kecil yang seringkali dilewati anyak kendaraa. Suwanto seorang penjual es tong- tong dengan sabar mendorong gerobak dagangannya untuk menjajahkan es tong- tong buatannya.
Terkadang disaat panas terik siang hari yang seperti ingin menghanguskan kulit, orang- orang lebih suka berdiam diri didalam rumah atau ruangan dan terasa malas untuk melakukan aktivitas diluar rumah. Berbeda dengan pria berumur 52 tahun ini, ia justru dengan giatnya mendorong gerobak dagangannya karena seperti saat itulah dagangannya dapat terjual habis berbeda saat hujan mulai mengguyur daerah kawasa jalan Pramuka, ia harus dengan sabar menerima bahwa dagangannya tidak laku dikarenakan cuaca dingin yang tidak memungkinkan orang- orang untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang dingin, “ ya lumayanlah dapatnya kalau siangnya panas es nya bisa laku, kalau siangnya hujan ya terpaksa tidak jualan karena jarang sekali orang orang yang beli”, jelas Suwanto saat ditemui disalah satu rumah warga saat menjajahkan dagangannya.
Pria yang memilik istri dan tiga orang anak yang masing- masing berumur 3, 6, 11 tahun mengaku berjualan es tong- tong keliling untuk memenuhi nafkah keluarga dimana istrinya hanya sebagai ibu rumh tangga dan untuk membiayai sekolah anak- anaknya, “ saya berjualan utuk mencukupi kebutuhan keluarga karena istri saya hanya seorang ibu rumah tangga dan anak saya ada dua yang sekolah. Meskipun saya tidak bisa memberi harta kepada anak- anak saya paling tidak saya harus berusaha membiayai pendidikan sampai keperguruan tinggi agar nanti anak saya tidak jadi seperti saya yang hanya seorang penjual es”, sahutnya sambil menyeka keringat yag terus bercucuran diwajahnya.
Kadangkala dalam kekurangan orang tua seringkali melupakan kewajibannya untuk membiayai pendidikan anak-anaknya malahan  banyak dari mereka yang menyuruh anak- anaknya untuk ikut mencari nafkah keluarga padahal anak- anaknya masih dibawah umur. Berbeda dengan Suwanto, ia malahan dengan giat dan tekadnya ingin membiayai pendidikan anaknya sampai kejenjang yang lebih tinggi. Ia sadar pendidikan adalah nomor satu bagi anak-anaknya sehingga anak-anaknya bisa menjadi orang sukses. Mungkin ia hanya seorang penjual es tong- tong tapi dengan tekad yang kuat tiada yang mustahil bagi dirinya semua bisa saja terjadi atas kehendak Tuhan.