1402055123
Delapan Bocah Tewas di Lubang
Bekas Tambang,
Pemkot Samarinda abai
Delapan bocah meninggal di kolam bekas tambang di Samarinda, Kalimantan
Timur hingga saat ini, Basuka Rahmat Ketua RT 48 Kelurahan Rawa Makmur
mengatakan, sejak awal lubang tersebut akan di tambang memang sudah mendapat
penolakan dari warga. Lokasi tambang sebelumnya adalah kebun buah milik warga. Hanya
saja, Pemkot Samarinda melalui pihak kelurahan Rawa Makmur sebagai perpanjangan
tangan pemerintah terlihat memang abai . Dan memang apa yang dikhawatirkan
warga pun terbukti. Selain sudah merenggutnya nyawa, intensitas banjir di di
daerah RT 48 yang berada tak jauh dari lubang semakin tinggi. Bukan hanya
aktifitas pengerukan yang mendapat penolakan dari warga, aktifitas pengangkutan
batu bara (hauling) yang melalui beberapa RT di kelurahan tersebut juga sempat
dihentikan. Namun ada kompensasi “uang debu” kepada beberapa warga hauling
akhirnya diijinkan. Dikatakannya, pengumpulan batu bara dilakukan dnegan
memasukan batu bara kedalam karung-karung untuk selanjutnya dianggkut
menggunakan peti kemas. “jadi sebetulnya masyarakat itu tidak setuju.” kata
Basuki
Menurut saya, peristiwa ini terjadi disebabkan karena adanya kelainan
pemerintah Samarinda. Selain itu, menurut saya ada juga 2 kejahatan yang terjadi
dalam peristiwa tersebut. Pertama, pembukaan lahan tambang tersebut di bangun
sangat dekat dengan permukiman warga dan sebelumnya lahan tambang tersebut
dulunya adalah perkebunan. Kedua, adanya ;enyuapan untuk membuka kembali
tambang tersebut yang tadinya sudah di tutup dan uang suap tersebut dibagikan
ke beberapa warga.
Menurut saya, peristiwa ini termasuk dalam kategori hukum karena, banyak
sekalai pelanggaran dan kejahatan ynag terjadi dalam kasus ini, diantaranya 2
kejahatan yang saya sebutkan diatas. Selain itu, pihak kepolisian pun sudah
ikut terlibat dalam peristiwa itu.