Nama : WahyuWira Pradana
NIM : 1402055091
ENERGI
DI DAERAH KITA
Pada
tanggal 18 Februari 2015 tiga kota besar Kalimantan Timur, Balikpapan,
Samarinda, dan Tenggarong dilanda peristiwa blackout. Dari broadcast BBM
berbagai sumber mengatakan bahwa penyebab listrik di tiga kota ini mati total
dikarenakan gangguan transmisi, malam menjelang hari raya imlek itu pun menjadi
sangat gelap.
Di Tenggarong, awalnya
orang-orang banyak yang mengira padamnya listrik kota karena pemadaman bergilir
yang rutin dilakukan. Tetapi, muncul banyak kicauan di media sosial yang
menyebutkan bahwa bukan hal itu yang menjadi penyebabnya, matinya listrik
ternyata juga terjadi di berbagai daerah, yaitu Samarinda dan Balikpapan.
Kemudian beredar berita baru
melalui SMS dan BBM bahwa gangguan yang dialami kemungkinan baru bisa diatasi
pada esok hari sekitar pukul 18.00 atau butuh waktu yang lama untuk mencari
sumber masalah yang belum pasti penyebabnya. Saat saya bertanya kepada seorang
pemuda, ia mengatakan “matinya listrik yang lama ini tentu sangat mengganggu
semua aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan elektronik” kata pemuda
bernama Satria Dwi Jayanto ini.
Padamnya aliran listrik yang
merata dengan munculnya reaksi yang berbeda-beda menunjukkan bahwa energi
listrik sudah menjadi kebutuhan dasar. Jika kebutuhan dasar tidak terpenuhi,
maka sangat rentan bisa menimbulkan ancaman, pihak penyedia layanan tidak
memiliki sistem back up. Pencarian sumber masalah juga tidak bisa dilakukan
dengan waktu yang cepat.
Hidup di daerah yang kaya sumber
energi tidak menjamin kebutuhan energi bisa terpenuhi sesuai dengan harapan. Material
pemantik energi yang diambil dari daerah ini bukan hanya untuk menerangi kota
yang jauh di seberang, namun juga menumbuhkan industri dan mensejahterakan masyarakat
disana. Sementara yang menanggung sisa-sisa pengambilan dan pengerukan justru
kita disini.
Prinsip utama dari tanggung jawab
sosial adalah manfaat bagi orang setempat. Perusahaan sumber energi harusnya
menyumbang energi untuk masyarakat dimana sumber energi itu diambil. Bukan
sumbangan tempat sampah, taman, dan lain sebagainya. Setelah dipikirkan
berulang-ulang, kita baru sadar sudah dirampok dalam waktu yang cukup panjang
dan tidak bisa berbuat apa-apa.