Nama : WahyuWira Pradana
NIM : 1402055091
ANGKRINGAN, TEMPAT NONGKRONG PENUH
CERITA
Angkringan Mas Andis yang
terletak di pinggir jalanan Tenggarong selalu didatangi orang-orang yang
mencari tempat tongkrongan yang nyaman untuk bersantai. Angkringan di masa
kekinian sudah menjadi tempat favorit untuk ngumpul-ngumpul, sekedar melamun,
ataupun menyantap makanan yang ditawarkan sambil menikmati suasana sekitar.
Tempat yang di pagi hari adalah sebuah bengkel, diubah menjadi sebuah tempat
angkringan saat malam sudah menjelang. Bersamaan dengan dimulainya cerita malam
yang dibuat oleh berbagai pengunjung yang mulai berdatangan.
Di
pinggir kota Tenggarong sudah diterangi lampu jalan yang banyak dilewati
berbagai kendaraan bermotor. Ada seorang ibu yang membonceng anaknya
menggunakan motor, ada juga mobil-mobil bermerk lalu lalang di jalanan yang
ramai. Jam di telepon genggam sudah menunjukkan pukul 20.00. Saya pun tiba di
salah satu angkringan, Angkringan Mas Andis yang sudah mulai didatangi
orang-orang baik pria ataupun wanita. Suasana saat itu penuh dengan
perbincangan masing-masing semua pengunjung ditemani dengan riuh suara
kendaraan dari jalanan. Seseorang yang memakai blankon, mempersilahkan kami
untuk duduk di tempat yang sudah disediakan dengan senyumannya yang ramah. Ya
dia adalah orang yang memiliki angkringan tersebut.
Menu
yang ditawarkan disini sangat beragam, ada ayam goring, berbagai jenis sate,
nasi kucing, mi instan, serta berbagai minuman hangat dan dingin. Usai memesan
menu yang disediakan, saya bermain permainan di telepon genggam saya sembari
menonton layar lebar yang menayangkan pertandingan ulangan sepakbola liga
inggris. Tak lama kemudian, pesanan saya pun datang. Sesaat mas yang
menggunakan blankon itu beranjak dari meja saya, saya pun memanggil kembali
untuk meminta password wifi yang disediakan untuk para pengunjung angkringan.
SPBU yang bertepatan disebelah angkringan pun, sudah menutup pagarnya
menandakan kegiatan mereka untuk hari ini sudah selesai. Ada pula penjual bakso
yang mendorong gerobaknya yang sudah habis terjual untuk kembali pulang.
Suasana
yang semakin malam semakin dingin itu ditemani dengan secangkir susu coklat
hangat lengkap dengan nasi kucing dan potongan daging yang kecil serta 4 tusuk
sate usus. Saya melihat ada seorang pemuda yang duduk menikmati makanannya
dengan perlahan. Ternyata dia adalah teman SMA saya, saya pun menghampirinya
untuk berbincang sedikit dengannya. Dia adalah Ivan Adisatya, seorang mahasiswa
kedokteran dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yang kebetulan mengisi
waktu liburan untuk kembali ke tenggarong. Di tengah perbincangan kami, dia
mengatakan “Nongkrong di angkringan itu enak, bisa ketemu orang-orang yang
berbeda tiap harinya. Suasananya nyaman. Ga ada pemisah mana yang kaya mana
yang engga jadi semuanya bisa enak nyatu disitu. Makanannya juga macam-macam
dan murah, bersahabat buat kantong mahasiswa” begitu pungkas pemuda yang
memiliki postur tubuh yang gemuk dan berambut keriting itu.
Kini
langit sudah sangat gelap, tidak ada bintang, bulan pun tertutup oleh awan
gelap yang disertai gemuruh yang menandakan hujan akan datang. Saat mengecek
telepon genggam yang ada di saku, pantas saja saya sudah menguap beberapa kali
karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Saya pun beranjak dari meja teman
saya dan membayar pesanan yang sudah saya habiskan tadi. Jalanan pun sudah
sepi, di angkringan hanya terparkir sekitar 5 motor. Seusai membayar, saya
mengajak teman saya tadi untuk pulang sama-sama mengingat waktu sudah sangat
malam dan dengan nada bercanda saya mengatakan kepadanya “daripada dikunciin
orang rumah, masa iya tidur di teras”. Kami pun tertawa sejenak dan langsung
menyalakan motor untuk bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Nama yang diwawancara: Ivan Adisatya