Kamis, 04 Juni 2015

Nama   : WahyuWira Pradana
NIM     : 1402055091

ANGKRINGAN, TEMPAT NONGKRONG PENUH CERITA
IMG_20150323_001008.jpgAngkringan Mas Andis yang terletak di pinggir jalanan Tenggarong selalu didatangi orang-orang yang mencari tempat tongkrongan yang nyaman untuk bersantai. Angkringan di masa kekinian sudah menjadi tempat favorit untuk ngumpul-ngumpul, sekedar melamun, ataupun menyantap makanan yang ditawarkan sambil menikmati suasana sekitar. Tempat yang di pagi hari adalah sebuah bengkel, diubah menjadi sebuah tempat angkringan saat malam sudah menjelang. Bersamaan dengan dimulainya cerita malam yang dibuat oleh berbagai pengunjung yang mulai berdatangan.

Di pinggir kota Tenggarong sudah diterangi lampu jalan yang banyak dilewati berbagai kendaraan bermotor. Ada seorang ibu yang membonceng anaknya menggunakan motor, ada juga mobil-mobil bermerk lalu lalang di jalanan yang ramai. Jam di telepon genggam sudah menunjukkan pukul 20.00. Saya pun tiba di salah satu angkringan, Angkringan Mas Andis yang sudah mulai didatangi orang-orang baik pria ataupun wanita. Suasana saat itu penuh dengan perbincangan masing-masing semua pengunjung ditemani dengan riuh suara kendaraan dari jalanan. Seseorang yang memakai blankon, mempersilahkan kami untuk duduk di tempat yang sudah disediakan dengan senyumannya yang ramah. Ya dia adalah orang yang memiliki angkringan tersebut.
Menu yang ditawarkan disini sangat beragam, ada ayam goring, berbagai jenis sate, nasi kucing, mi instan, serta berbagai minuman hangat dan dingin. Usai memesan menu yang disediakan, saya bermain permainan di telepon genggam saya sembari menonton layar lebar yang menayangkan pertandingan ulangan sepakbola liga inggris. Tak lama kemudian, pesanan saya pun datang. Sesaat mas yang menggunakan blankon itu beranjak dari meja saya, saya pun memanggil kembali untuk meminta password wifi yang disediakan untuk para pengunjung angkringan. SPBU yang bertepatan disebelah angkringan pun, sudah menutup pagarnya menandakan kegiatan mereka untuk hari ini sudah selesai. Ada pula penjual bakso yang mendorong gerobaknya yang sudah habis terjual untuk kembali pulang.



Suasana yang semakin malam semakin dingin itu ditemani dengan secangkir susu coklat hangat lengkap dengan nasi kucing dan potongan daging yang kecil serta 4 tusuk sate usus. Saya melihat ada seorang pemuda yang duduk menikmati makanannya dengan perlahan. Ternyata dia adalah teman SMA saya, saya pun menghampirinya untuk berbincang sedikit dengannya. Dia adalah Ivan Adisatya, seorang mahasiswa kedokteran dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yang kebetulan mengisi waktu liburan untuk kembali ke tenggarong. Di tengah perbincangan kami, dia mengatakan “Nongkrong di angkringan itu enak, bisa ketemu orang-orang yang berbeda tiap harinya. Suasananya nyaman. Ga ada pemisah mana yang kaya mana yang engga jadi semuanya bisa enak nyatu disitu. Makanannya juga macam-macam dan murah, bersahabat buat kantong mahasiswa” begitu pungkas pemuda yang memiliki postur tubuh yang gemuk dan berambut keriting itu.
Kini langit sudah sangat gelap, tidak ada bintang, bulan pun tertutup oleh awan gelap yang disertai gemuruh yang menandakan hujan akan datang. Saat mengecek telepon genggam yang ada di saku, pantas saja saya sudah menguap beberapa kali karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Saya pun beranjak dari meja teman saya dan membayar pesanan yang sudah saya habiskan tadi. Jalanan pun sudah sepi, di angkringan hanya terparkir sekitar 5 motor. Seusai membayar, saya mengajak teman saya tadi untuk pulang sama-sama mengingat waktu sudah sangat malam dan dengan nada bercanda saya mengatakan kepadanya “daripada dikunciin orang rumah, masa iya tidur di teras”. Kami pun tertawa sejenak dan langsung menyalakan motor untuk bergegas pulang ke rumah masing-masing.

Nama yang diwawancara: Ivan Adisatya