Dwi Puteri Ananda
1402055151
SEORANG PENJAHIT KELILING
Syahid seorang
pria yang setiap hari mangkal di perempatan jalan pramuka mencobba menghidupi
keluarganya dengan menjadi seorang penjahit namun dengan konsep yang berbeda
yaitu ia menjual jasa jahit itu dengan berkeliling sekitar wilayah di
samarinda. Ide itu ia dapatkan dari kampung halamanya di pulau jawa, kemudia ia
bawa ide itu ke samarida. Awalnya, Syahid menjalankan usaha ini di banjarmasin
setelah beberapa tahun kemudia salah satu temannya menyarankannya untuk ikut ke
samairnda dan meneruskan ushanya di samarinda karena peuang untuk mendapatkan
pelangan yang lebih banyak. Kurang lebih tujuh tahun usaha ini ia jalankan,
dari tahun 2008 hingga sekarang. Biasanya Syahid berkeliling di daerah sekitar
jalan Pramuka, Sempaja, Bayur, Lempake. Syahid menyediakan jasa jahit keliling
ini berupa permak untuk pakaian dan tas. Syahid tidak mematok harga, hasil
kerjanya hanya perlu dibayar sesuai tingkat kesulitan dari permak tersebut
namun apabila barang yang dipermak hanya memerlukan sedikit perbaikan, Syahid
biasanya tidak meminta untuk dibayar. Meskipun begitu Syahid tidak pernah
merasa kekurangan dengan apa yang ia dapatkan, usaha yang ia jalankan itu cukup
untuk menghidupi anak dan istrinya dan yang tinggal di kampung halamnnya. Tidak
ada kegiatan lain yang Syahid lakukan selain menekuni profesinya ini, meskipun
begitu Syahid tampak santai karena dia yakin Allah sudah mengatur rejekinya.
Tidak ada rasa lelah menghampirinya, setiap hari Syahid berkeliling dengan
motor yang telah ia modifikasi dengan mesin jahit terpasang di belakang
motornya, demi menafkahi keluarga yang jauh darinya, syahid berharap dengan
usahanya ini dapat menyekolahkan anaknya hingga keperguruan tinggi agar kelak
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari dirinya.
Text Wawancara
Wawancara ini telah saya lakukan pada tanggal 22 maret 2015 pukul 13.00
WITA di jalan pramuka tempat Syahid mangkal menunggu pelangannya.
Saya : permisi perkenalkan namaku
Dwi, mau tanya-tanya sedikit sekitar usaha Pak Le ini, boleh ?
Narasumber :
oh iya mbak, silahkan, kebetulan lagi nganggur.
Saya : kalau saya boleh tau, nama pak
le siapa ya ?
Narasumber :
nama saya Syahid mbak.
Saya : oh iya iya, pertama le aku
mau tanya, sejak kapan pak le memulai usaha jahit keliling ini ?
Narasumber :
kalau awalnya dari tahun 2008 sampai sekarang, cuma aku baru mulai jahit di
samarinda mulai tahun 2012.
Saya : daerah mana aja yang bisa pa
le jadikan target, selalin mangkal disini ?
Narasumber :
biasanya daerah bayur, sempaja, lempake, keliling-keliling disitu mbak.
Saya : kalau aku lihat ide pak le ini
kan kreatif nih jadi penjahit keliling, kalau boleh tau idenya dapa darimana ?
Narasumber :
dari jawa mbak, karena aku dulu sering ngumpul sama teman-temanku disana, terus
lama-lama bosen karena enggak ada kerjaan, jadi aku mikir mau buka usaha apa
ini, awalnya temenku saran jual pentol dan es serut terus aku coba dan hasilnya
lumayan. Ternyata lama-lama di jawa semakin banyak yang jualan seperti itu, dan
akhirnya aku mikir lagi mau ganti jualan tapi apa. Terus ya kepikiran untuk
jadi tukang jahit keliling seperti usahaku ini.
Saya : terus pak le kok bisa ke
samarinda?
Narasumber :
iya karena diajak temen, jadi aku bawa alatku ini naik kapal ke banjarmasin
sempet buka jasa jahit disana, terus temenku bilang kalau aku nggak bisa
terus-terusan usaha disini. Coba ke samarinda, disana mungkin peluangnya besar
untuk dapat langgangan. Dan akhirnya aku coba, tahun 2012 aku kesamarinda,
terus aku mulai coba jalankan jahit keliling ini Alhamdulilah masih bertahan
samapai sekarang.
Saya : nah, untuk barang-barangnya
selain pakaian apa aja nih, yang bisa pak le bikin disini ?
Narasumber :
kalau bikin nggak bisa mbak, cuma permak aja, yaitu tas, celana, sama baju yang
paling banyak.
Saya : untuk tarifnya, apa ada harga
- harga tertentu ?
Narasumber : kalau harga aku gak mato e mbak, kalau
sekiranya banyak yang dibaikin paling kau kasih harga sepuluh ribu tapu kalau
sedikit biasa aku gak minta di kasih sih, apalagi kalau oran tua sama anak-anak
jalanan, biasanya aku lansung suruh bawa aja gausah bayar.
Saya : tapi apakah dengan begitu
dapat mencukupi kebutuhan pak le ?
Narasumber : alhamdulilah, aku pasrahkan semua sama Allah
mbak, rejeki sudah ada yang atur, sampe sekarang alhamdulillah cukup-cukup aja
untuk makan sama untuk ngirim anak istri di jawa sana.
Saya : hariapa pak le gak keliling,
ada nggak hari liburnya ?
Narasumber : ya ngggak ada mbak, aku setiap hari keliling
kalau capek ya pulang istirahat sebentar habis itu lanjut lagi.
Saya : okedeh le, ini pertanyaan
terakhir.apa yang pa le harapakan dari usaha pak le jalani ini ?
Narasumber : ya, mudah-mudahan anak saya bisa sekolah
sampe kuliah terus dapet kerja yang nggak kaya saya begini. Supaya hidupnya
enak. Itu aja mbak.