Selasa, 02 Juni 2015



Nama              :  Wilman
Nim                 :  1402055129




Bermodal suara demi sesuap nasi  



 Wajahnya yang polos,badannya yang mungil,tenaganya yang masih terbatas namun semangat hidupnya sangatlah besar dan luar biasa.itulah gambaran dari seorang anak yang bernama Riko yang sekarang menduduki  bangku sekolah dasar (SD) kelas 3 dan anak sekecil itu harus berjuang untuk membantu ekonomi keluarganya untuk mencari sesuap nasi agar bisa bertahan untuk tetap hidup.
Dia anak pertama dari  pasangan ibu Yayu dan pak Dewa.hari-harinya kini hanya berjuang untuk membantu orang tuanya dari keadaan ekonomi yang sangat sulit.Namun Riko selalu semangat untuk membantu kedua orang tuanya.Pak Dewa hanyalah seorang tukang tambal ban di pinggir jalan sedangkan bu Yayu hanya membantu pak Dewa bekerja.
Aktifitasnya dimulai dari pagi hari pukul 07.00.Riko menjalani hari-harinya seperti biasa,pergi ke sekolahnya menuntut ilmu dengan semangat yang luar biasa .Dia termaksuk anak yang aktif dikelasnya dan dia dapat bersosialisasi dengan teman-temannya dengan baik.setelah bel pulang berbunyi sekitar pukul 12.00 Riko pun bergegas untuk pulang kerumah.sesampainya dirumah Riko pun langsung menyantap masakan ibunya meskipun berlauk hanya sederhan namun Riko tetap makan dengan lahapnya.

Dengan pakaian yang seadanya Riko pun mulai turun kejalan untuk mengamen dan dia mengamen tidak sendirian ditemanin dengan teman sebayanya yang bernama Rian mereka selalu bersama untuk mencari sesuap nasi.mulai dari pukul 12.00 siang  sampe jam 23.00 malam di bawah teriknya matahari mereka mengamen dari satu pengendara ke pengendara lainya yang stop saat lampu merah menyala bermodalkan gabus yang dikasih karet yang di bentuk seperti gitar kecil Riko dan Rian pun  bersemangat mencari nafkah untuk mencari sesuap nasi untuk menyambung nafas kehidupannya.
Bayarannya pun tidak seberapa ,uang recehanpun menjadi harapan,mereka pun sudah amat bersyukur ada orang yang mengasih penghasilan sehari-hari”namanya juga pengamen pendapatanya gak menentu kadang ada kadang juga gak ada terkandung orang yang ngasih”ucap Riko
Meskipun pendapatan mereka  tak seberapa hanya Rp.50.000 perhari kadang kalo lagi banyak yang ngasih bisa lebih dari itu”uang tersebut saya gunakan untuk membeli perlengkapan sekolah dan membeli buku”ucap Riko dan Rian.Dan dari uang ngamenya tersebut dia gunakan untuk jajan disekolah kalau  pendapatanya banyak merekapun akan menyisipkan untuk  kedua orang tua mereka.
Keadaan yang terbatas tak membuat mereka putus asa.Riko dan Rian bertahan hidup hingga saat ini berkat tekat dan semangatnya untuk membantu orang tuanya dan membuat mereka bahagia.
Aktifitasnya itu dilakukan terus menerus setiap hari oleh Riko dan Rian,siang dan malam,panas dan hujan tak terasa asing bagi tubuh mereka untuk mencari nafkah di tengah padatnya aktifitas orang-orang yang tak terbiasa seperti mereka.Tidak ada gantungan harapan kepada orang lain yang dapat membantunya kecuali tetap tegar menjalani hari-harinya dengan pengorbanan sendiri.
Setelah pukul 22.00 malam Riko dan Rian pun pulang kerumah masing masing dan sesampainya mereka dirumah.RIan pun bergegas untuk membersihkan dirinya.Malam pun semakin larut segeralah Riko dan keluarga kecilnya tidur di rumah sepetak yang amatlah sederhana dan tak lupa Rian mengantarkan doa sebelum mata terpejam,dia selalu berharap agar esok dia dan semua keluarganya dalam keadaan sehat,terjaga dan bisa kembali mengamen lagi untuk mencari sesuap nasi dan suatu saat Rian nantinya akan menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuanya.