Nama :
Wilman
Nim : 1402055129
Bermodal suara demi sesuap nasi
Wajahnya yang polos,badannya yang
mungil,tenaganya yang masih terbatas namun semangat hidupnya sangatlah besar dan
luar biasa.itulah gambaran dari seorang anak yang bernama Riko yang sekarang
menduduki bangku sekolah dasar (SD)
kelas 3 dan anak sekecil itu harus berjuang untuk membantu ekonomi keluarganya
untuk mencari sesuap nasi agar bisa bertahan untuk tetap hidup.
Dia anak pertama dari pasangan ibu Yayu dan pak Dewa.hari-harinya
kini hanya berjuang untuk membantu orang tuanya dari keadaan ekonomi yang
sangat sulit.Namun Riko selalu semangat untuk membantu kedua orang tuanya.Pak Dewa
hanyalah seorang tukang tambal ban di pinggir jalan sedangkan bu Yayu hanya
membantu pak Dewa bekerja.
Aktifitasnya dimulai dari pagi
hari pukul 07.00.Riko menjalani hari-harinya seperti biasa,pergi ke sekolahnya
menuntut ilmu dengan semangat yang luar biasa .Dia termaksuk anak yang aktif
dikelasnya dan dia dapat bersosialisasi dengan teman-temannya dengan
baik.setelah bel pulang berbunyi sekitar pukul 12.00 Riko pun bergegas untuk
pulang kerumah.sesampainya dirumah Riko pun langsung menyantap masakan ibunya
meskipun berlauk hanya sederhan namun Riko tetap makan dengan lahapnya.
Dengan pakaian yang seadanya Riko
pun mulai turun kejalan untuk mengamen dan dia mengamen tidak sendirian
ditemanin dengan teman sebayanya yang bernama Rian mereka selalu bersama untuk
mencari sesuap nasi.mulai dari pukul 12.00 siang sampe jam 23.00 malam di bawah teriknya
matahari mereka mengamen dari satu pengendara ke pengendara lainya yang stop
saat lampu merah menyala bermodalkan gabus yang dikasih karet yang di bentuk
seperti gitar kecil Riko dan Rian pun
bersemangat mencari nafkah untuk mencari sesuap nasi untuk menyambung
nafas kehidupannya.
Bayarannya pun tidak seberapa ,uang
recehanpun menjadi harapan,mereka pun sudah amat bersyukur ada orang yang mengasih
penghasilan sehari-hari”namanya juga pengamen pendapatanya gak menentu kadang
ada kadang juga gak ada terkandung orang yang ngasih”ucap Riko
Meskipun pendapatan mereka tak seberapa hanya Rp.50.000 perhari kadang
kalo lagi banyak yang ngasih bisa lebih dari itu”uang tersebut saya gunakan
untuk membeli perlengkapan sekolah dan membeli buku”ucap Riko dan Rian.Dan dari
uang ngamenya tersebut dia gunakan untuk jajan disekolah kalau pendapatanya banyak merekapun akan
menyisipkan untuk kedua orang tua
mereka.
Keadaan yang terbatas tak membuat
mereka putus asa.Riko dan Rian bertahan hidup hingga saat ini berkat tekat dan
semangatnya untuk membantu orang tuanya dan membuat mereka bahagia.
Aktifitasnya itu dilakukan terus
menerus setiap hari oleh Riko dan Rian,siang dan malam,panas dan hujan tak
terasa asing bagi tubuh mereka untuk mencari nafkah di tengah padatnya
aktifitas orang-orang yang tak terbiasa seperti mereka.Tidak ada gantungan
harapan kepada orang lain yang dapat membantunya kecuali tetap tegar menjalani
hari-harinya dengan pengorbanan sendiri.
Setelah pukul 22.00 malam Riko
dan Rian pun pulang kerumah masing masing dan sesampainya mereka dirumah.RIan
pun bergegas untuk membersihkan dirinya.Malam pun semakin larut segeralah Riko
dan keluarga kecilnya tidur di rumah sepetak yang amatlah sederhana dan tak
lupa Rian mengantarkan doa sebelum mata terpejam,dia selalu berharap agar esok
dia dan semua keluarganya dalam keadaan sehat,terjaga dan bisa kembali mengamen
lagi untuk mencari sesuap nasi dan suatu saat Rian nantinya akan menjadi anak
yang membanggakan bagi kedua orang tuanya.