Rabu, 03 Juni 2015

Nama :  ZULFIKRI ZAKY AFIF
Nim     : 1402055149


‘Pengamen’ Gitar Kecil dan Kursi Roda

            Wajahnya yang polos, badannya yang mungil, tenaganya yang masih terbatas namun semangat hidupnya amatlah luar biasa,  itulah gambaran dari seorang anak bernama Arif yang sekarang menduduki bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 1. Dan anak sekecil itu harus menjadi tulang punggung keluarganya sendiri semenjak di tinggalkan almarhum ayahnya.


            Aktifitasnya dimulai dari pagi hari dari pukul 07.00 pagi sampai dengan malam hari
Dengan pakaian yang seadanya dibawah panasnya matahari mereka mengamen dari rumah ke rumah, jalan ke jalan, dan Arif mengamen dengan menyanyi sambil mengalunkan nada gitar kecil yang ia bawa.. 

            Bayarannya pun tak sebanding, uang recehanpun menjadi harapan Arif, dia sudah amat bersyukur ada orang yang memberinya. Penghasilan mereka tiap harinya pun tak menentu, ”Gimana rejekinya aja, kadang banyak kadang juga sedikit.. Ya namanya juga ngamen belum tentu ada yang ngasih juga” ujar Sarimah ibu Arif

            Sedikitnya penghasilan mereka per hari bisa sampai Rp.30.000,- atau besarnyapun Rp.50.000,- kalau lagi banyak rejekinya. “Uang banyak ini buat Ibu, biar Ibu sembuh dan ngga pake kursi roda lagi.” Ujar Arif dengan  polosnya. Dan uang itu mereka manfaatkan  untuk biaya makan sehari-hari juga untuk kelanjutan kebutuhan sekolah Arif. 

            Ibunya hanya ingin Arif tetap sekolah, sebagai anak satu-satunya Ibu Sarimah inginkan Arif jadi anak yang lebih baik, mampu sekolah dan bisa membahagiakan Ibunya dan Ayahnya kelak, walaupun keadaan sekarang yang dijalaninya masih penuh dengan perjuangan.

            Keadaan yang terbatas tak membuat mereka berputus asa, Ibu Sarimah dan Arif tetap bertahan hingga saat ini semenjak ditinggalkan suaminya untuk selama-lamanya. Dan kondisi Ibu Sarimah saat ini yang mengalami cacat, kedua kakinya di amputasi karena kecelakaan terseret kereta api yang menimpanya 1 tahun lalu. hingga saat ini kemanapun Ibu Sarimah harus menggunakan kursi roda. 

           
            Ibu Sarimah selalu menemani anaknya mengamen, di sepanjang jalan Arif mendorong kursi roda Ibunya apalagi disaat jalanan menanjak dengan tenaga kecilnya Arif tetap mendorong kursi roda tersebut, dan di saat jalanan menurun Arif pun duduk di pangkuan ibunya. Dan di saat Arif mengamen di lampu merah, Ibunya pun setia menunggu sang anak yang sedang mengamen

            Aktifitas itu dilakukan terus setiap hari oleh Arif dan Ibunya. Siang hingga malam, panas dan hujan tak terasa asing bagi tubuh mereka untuk mencari nafkah ditengah padatnya aktifitas orang-orang yang tak biasa seperti mereka. Tidak ada gantungan harapan kepada orang lain yang dapat membantunya kecuali tetap kuat tegar menjalani hari-harinya dengan pengorbanan sendiri.