Kamis, 28 Mei 2015



NAMA             : Ibnu Mubarak
NIM                 : 1402055086


SAMARINDA – Masih ingat kisruh di Fakultas Kehutanan (Fahutan), Universitas Mulawarman (Unmul) tahunlalu. Masalah yang bergulir keranah hukum itu, kini menuai titik terang. Bahkan, selain Fahutan, ternyata Fakultas Pertanian (Faperta) Unmul juga diusut kejaksaan.

Kasus di Faperta terkait dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Hanya, Kejaksaan Negeri (Kejari) belum bersedia membeberkan perkara karena alas an kepentingan penyidikan.

Mengenai kasus Fahutan, Kejari telah menetapkan seorang tersangka berinisial CDB. Pria tersebut diduga menyalahgunakan dana abadi Fahutan sebesar Rp 800 juta pada kurun 2009-2012.

“Kami sudah mengantongi modus operandi dari perkara ini,” terang Humas Kejari Samarinda, Hamzah Ponong kemarin (25/3).

Seperti diketahui, kasus tersebut dilaporkan DekanFahutan Abu BakarLahjie tahun lalu ke KejaksaanTinggi (Kejati) Kaltim. Kemudian prosesnya dilimpahkan ke Kejari Samarinda.

Hamzah menyebut, Dana abadi tersebut bersumber dari dua perusahaan yang meminta jasa Fahutan melakukan survey atau penelitian .Sebanyak 11 orang diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut.

“Tanggal 31 Maret, kami akan ekspose kasus-kasus tunggakan. Saya akan baru di sini. Ekspose di internal kami dulu,” terang Abdul Muis, kasi Tindak Pidana Khusus Kejari Samarinda. Muis diketahui resmi menggantikan Sutrisno Margi Utomo pada 4 Maretlalu.

Dari sangkaan terhadap CDB, lanjut Hamzah, motif perkara terbilang sederhana. Fahutan mendapatkan bantuan berupa dana riset atau penelitian dari pihak ketiga sebesarRp 2 miliar.

Nah, seiring perubahan status Unmulmenjadi badan layanan umum (BLU), maka dana semacam itu harus melalui rektorat dan disimpan di rekening unversitas.

Selanjutnya, setiap fakultas yang inginmenggunakannya harus mengajukan proposal. Tapi yang terjadi adalah, dana kategori PNBP itu malah disimpan di rekening pribadi. Bukan melalui rektorat sebagaimana ketentuan terkait BLU.

Dana tersebut bersumber dari PT Turbaindodan PT Berau Coal.Karena status dana PNBP, maka bila terjadi penyimpangan akan menjadi kerugian keuangan negara.

Mantan Dekan Fahutan Unmul Chandra Dewana Boer pernah menjelaskan,  prihal dugaan penyalahgunaan keuangan itu. Ia mengaku telah menyerahkan laporan keuangan fakultas ketika serah terima jabatan dengan Abu Bakar.

“Memang ada proyek yang berjalan, saat kepemimpinan saya.Tapi saya tidak terlibat proyek itu,” tegas Chandra di Laboratorium Ekologi Satwa liar dan Biodiversity, Fahutan, 5 Maret 2014.

Mengenai mobil yang dituduh dibeli Chandra dari fee proyek untuk kemudian di pakai fakultas? Menurutnya, mobil tersebut tidak masuk laporan Abu Bakar ke kejati, namun menjadi perbincangan civitas akademika Fahutan.

Sumber uang membeli kendaraan merek Ford itu adalah dana abadi fakultas dan uang bersama fakultas.

Dikatakan, ketimbang dana abadi dipinjam dosen Fahutan tapi tak dikembalikan, dia menginisiasi dibelikan mobil. Waktu itu jumlah dana abadi Rp 300 juta. BukuPemilik KendaraanBermotor (BPKB) telah diserahkan kepada Abu Bakar.

“Karena kurang untuk membeli mobil, saya cari kan dana tambahan dari proyek. Tapi, bukan dari uang negara,” tegasnya.(*/fch/kri2)


Ø    ANALISIS BERITA KASUS CDB FAPERTA-FAHUTAN UNMUL
Berita di atas, analisis yang saya dapat kandari penulis berita tersebut adalah penulis membuat berita dengan menggunakan salah satu elemen jurnalisme yaitu mengejar kebenaran. Kenapa demikian? Karena saya mendapat beberapa bukti atau fakta yang di tulis penulis mengenai apa yang terjadi dalam kasus ini yang menimpa CDB atau seorang Dekan Fakultas Pertanian Unmul. Sebagaicontoh, berapa nominal uang yang di salah gunakan oleh CDB, selain itu juga menyebutkan kemana uang tersebut digunakan oleh CDB, dan saya juga menemukan bahwa disini jurnalis berusaha menemukan kebenaran dari berita ini dimana sebelumnya CDB menerangkan bahwa ia tidak bersalah dan dana tersebut sudah diberikan kepada pihak lain. Akan tetapi, penulis berusaha menggali informasi yang benar.
Disini saya melihat penulis menggunakan elemen mencari kebenaran, tetapi saya masihmerasa sedikit hal yang masih belum jelas mengenai berita ini, misalnya dalam berita tersebut kita belum mengetahui apakah dana yang digunakan CDB  itu adalah dana dari proyek atau tidak. Namun, penulis masih berusaha menemukan jawabannya.