Senin, 01 Juni 2015



Andi Anugerah Hamdalah
1402255121

Loper Koran Cilik
Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.
Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.
Setiap harinya dia menjual koran dari pagi hingga sore, sekitar pukul 7 hingga pukul 6 sore. Umar biasa berjualan koran di sekitar perempatan Lembuswana bersama teman – temannya yang berjualan koran dan beberapa ada juga yang mengamen.
Uang hasil penjualan koran tidak sepenuhnya ia gunakan sendiri. “Sebagian uangnya untuk makan, sebagian besar diberikan ke orangtua bantu bayar kontrakan rumah dan sisanya ditabung,” ujarnya lagi, Namun untuk menghemat waktu saat pengambilan koran di subuh buta, ia tinggal di kos-kosan bersama teman loper koran yang lain.
Demi sesuap nasi dan bertahan hidup, Umar rela berjualan koran setiap hari dengan berkeliling di sekitar perempatan lebuswana. Mungkin koran yang dibeli tidak sepenuhnya dibaca, terkadang hanya untuk dijadikan alas duduk ketika di kereta. Tapi bagi Umar, uang dua ribuan yang diterima sangat membantu mereka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tanpa disadari, selain berfungsi menyalurkan informasi, koran ternyata malah mampu dijadikan sebagai sarana penyambung hidup bagi keluarga para penjual koran. Benar, pekerjaan sebagai loper koran lah yang membuat mereka bisa menanggulangi kekurangan biaya hidup sehari-hari.