Senin, 01 Juni 2015



NAMA           : LUCY HOU LISA
NIM                : 1402055144

FEATURE NEWS

Nasib Keberadaan Putu Labu


Berbicara tentang Indonesia memang tiada habisnya, selain terkenal akan tempat-tempat wisatanya yang indah, Indonesia juga terkenal akan wisata kulinernya, apalagi jajanan-jajanan khas dari berbagai daerah diseluruh Indonesia. Berbicara tentang jajanan khas Indonesia, ada satu yang menjadi kegemaran saya yaitu putu labu. Kue yang terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, dan kelapa parut ini merupakan salah satu kue tradisional khas Indonesia. Kue ini terkenal sangat enak dan terbilang unik karena proses pemasakannya yang menggunakan uap. Namun pada masa sekarang, kue ini telah jarang kita temukan, hanya beberapa orang saja yang dapat kita jumpai berjualan jajanan ini. Salah satunya dapat kita jumpai disekitar kawasan Jl. H. Suwandi.
Pak Saipul atau yang kerab dipanggil pak Ipul ini sudah hampir sekitar 5 tahun berdagang putu labu. Sekitar pukul 18:00 sore, pak Ipul mulai keluar dari kediamannya pergi berdagang putu labu buatannya. Dengan bermodalkan sepeda ontelnya, pak Ipul berkeliling mengitari daerah Suwandi dan sekitarnya. Profesi yang dilakoni pak Ipul sebagai seorang penjual putu labu memang tidaklah mudah, dia harus mengayuh sepeda ontelnya dijalan yang berbukit-bukit. Namun pak Ipul tidak mengeluhkan hal tersebut. “Ini merupakan satu-satunya mata pencaharian saya untuk menafkahi keluarga, selain itu saya juga senang melakukan pekerjaan ini karena sudah jarang sekali orang-orang yang mau melakoni usaha putu labu seperti saya“, ujar pak Ipul sambil melayani pelanggan. Memang dimasa sekarang ini penjual putu labu bisa dibilang terancam keberadaannya. Dengan terancamnya keberadaan penjual putu labu membuat jajanan yang enak khas Indonesia ini pun terancam keberadaannya. ”Harapan saya agar warga sadar bahwa profesi seperti saya ini sudah sangat jarang dan warga mau ikut berpartisipasi dalam melestarikan kue putu labu ini“. Begitulah secerca harapan dari pak Ipul. Kurangnya perhatian akan hal ini membuat kita lupa akan nasib jajanan daerah kita sendiri, kita malah sibuk dengan melestarikan jajanan daerah luar dan bahkan bangga dengan jajanan luar dibandingkan daerah sendiri.