Kamis, 04 Juni 2015

Nama  : Nanda Melyawati Aisyiya
NIM     : 1402055076

SUGI DAN WATI YANG MALANG

Dulu ia begitu segar, kini ia menjadi sangat rapuh karena penyakit yang di deritanya selama sepuluh tahun ini.
Sugi, seorang pria berumur 47 tahun, kini hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya yang di sebabkan oleh penyakit diabetesnya. Meskipun ia memiliki rumah yang masih bisa di katakan layak huni, namun jika dilihat dari segi ekonomi keluarganya, ia masih kekurangan. Bagaimana tidak, kini yang bekerja hanyalah Wati (45), istri Sugi yang mengidap penyakit stroke. Wati memaksakan diri demi membiayai kehidupan sehari-harinya meskipun hanya menggunakan satu tangan saja. Namun, beruntunglah Wati masih memiliki anak perempuan yang dapat membantunya berdagang nasi goreng dan lumpia. Wati berkata, "ya kalo kita diam aja, gimana kita bisa makan? Siapa lagi yang bisa nyari duit kalo bukan saya. Dari jaman sebelum saya sakit, saya juga sudah jualan. Tapi untungnya sekarang ada anak saya yang mau bantuin meskipun jualannya gak banyak seperti duluYa, Wati mengaku kalau sebelum dia sakit, dia sudah berjualan. Donat, lumpia, untuk-untuk, onde-onde, dadar gulung, itu adalah makanan yang akan dia jual. Jumlahnya pun banyak, hingga akhirnya dia bisa membeli satu unit motor, satu unit kulkas, dan satu unit mesin cuci. Sugi pun dulunya adalah seorang wirausahawan di bidang kuliner. Dia membuka warung kecil yang  omsetnya bisa untuk memenuhi kebutuhan di rumah.
Semua telah berubah 180° pada tahun 2013. Wati pun mengalami stroke. Sugi dan kedua anaknya pun bingung, apa yang harus dilakukan? Mengingat selama ini yang bekerja hanyalah Wati, Sugi pun mencari cara bagaimana dia bisa mendapatkan uang untuk biaya cicilan mobil yang baru saja dibelinya untuk berwirausaha dan bisa membayar tagihan ini-itu. Segala cara ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hingga pada akhirnya, Sugi pun kehabisan ide, dia sampai keluar-masuk rumah sakit sebanyak dua kali pada saat Wati terkena stroke. Miris sekali. Ayah yang memiliki penyakit diabetes, ibu yang stroke, dan anak keduanya yang autis.
Kini, keluarga sederhana yang bertempat tinggal di  Perumahan Sambutan, hanya memiliki satu harapan, "harapannya sekarang ya cuma anak perempuan saya ini. Semoga kelak dia akan menjadi orang yang dapat membahagiakan kedua orang tuanya dan adiknya dengan hasil kerja kerasnya," ujar Sugi dengan penuh harapan.