Nama : Nanda Melyawati
Aisyiya
NIM : 1402055076
SUGI DAN WATI YANG
MALANG
Dulu
ia begitu segar, kini ia menjadi sangat rapuh karena penyakit yang di deritanya
selama sepuluh tahun ini.
Sugi,
seorang pria berumur 47 tahun, kini hanya bisa terbaring lemah di tempat
tidurnya yang di sebabkan oleh penyakit diabetesnya. Meskipun ia memiliki rumah
yang masih bisa di katakan layak huni, namun jika dilihat dari segi ekonomi
keluarganya, ia masih kekurangan. Bagaimana tidak, kini yang bekerja hanyalah
Wati (45), istri Sugi yang mengidap penyakit stroke. Wati memaksakan diri demi
membiayai kehidupan sehari-harinya meskipun hanya menggunakan satu tangan saja.
Namun, beruntunglah Wati masih memiliki anak perempuan yang dapat membantunya
berdagang nasi goreng dan lumpia. Wati berkata, "ya kalo kita diam aja,
gimana kita bisa makan? Siapa lagi yang bisa nyari duit kalo bukan saya. Dari
jaman sebelum saya sakit, saya juga sudah jualan. Tapi untungnya sekarang ada
anak saya yang mau bantuin meskipun jualannya gak banyak seperti duluYa, Wati
mengaku kalau sebelum dia sakit, dia sudah berjualan. Donat, lumpia,
untuk-untuk, onde-onde, dadar gulung, itu adalah makanan yang akan dia jual.
Jumlahnya pun banyak, hingga akhirnya dia bisa membeli satu unit motor, satu
unit kulkas, dan satu unit mesin cuci. Sugi pun dulunya adalah seorang
wirausahawan di bidang kuliner. Dia membuka warung kecil yang omsetnya bisa untuk memenuhi kebutuhan di
rumah.
Semua
telah berubah 180° pada tahun 2013. Wati pun mengalami stroke. Sugi dan kedua
anaknya pun bingung, apa yang harus dilakukan? Mengingat selama ini yang
bekerja hanyalah Wati, Sugi pun mencari cara bagaimana dia bisa mendapatkan
uang untuk biaya cicilan mobil yang baru saja dibelinya untuk berwirausaha dan
bisa membayar tagihan ini-itu. Segala cara ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Hingga pada akhirnya, Sugi pun kehabisan ide, dia sampai
keluar-masuk rumah sakit sebanyak dua kali pada saat Wati terkena stroke. Miris
sekali. Ayah yang memiliki penyakit diabetes, ibu yang stroke, dan anak
keduanya yang autis.
Kini,
keluarga sederhana yang bertempat tinggal di
Perumahan Sambutan, hanya memiliki satu harapan, "harapannya
sekarang ya cuma anak perempuan saya ini. Semoga kelak dia akan menjadi orang
yang dapat membahagiakan kedua orang tuanya dan adiknya dengan hasil kerja
kerasnya," ujar Sugi dengan penuh harapan.