Elvi junianti
1402055152
Wawancara Bersama
Pedagang Bakso
BAKSO MANTEP
Budi sutiyoso adalah salah satu pedagang
bakso yang berjualan di Gelatik. bapak yang berumur 52 tahun ini adalah seorang
ayah dari ke 3 anak-anaknya. Ia juga
mengatakan bahwa melalui usaha baksonya ini ia berhasil menyekolahkan
anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi. dan berikut ini adalah kutipan
wawancara saya bersama pak Budi
sutiyoso.
W : wartawan
N : narasumber
W : selamat pagi, permisi bapak
saya Elvi mahasiswi dari Unmul. Saya mendapat tugas dari kampus untuk
wawancara. Boleh saya minta waktu sebentar untuk mewawancarai bapak ?
N: ohh iya dek, silahkan !
W : kalau boleh tau nama bapak
siapa?
N : nama saya Budi sutiyoso, tapi
biasa di panggil pak Budi.
W:saat ini bapak berusia berapa?
N ; bulan ini saya telah menginjak
usia 52 tahun.
W; apakah bapak sudah berkeluarga ?
N: saya sudah berkeluarga dan memiliki 3 anak.
N: saya sudah berkeluarga dan memiliki 3 anak.
W: dari mana bapak terinspirasi
untuk berjualan bakso?
N; saya terinspirasi berjualan
bakso karena melihat adik saya yang berada di Surabaya, dulu saya sempat
membatu usaha mereka dan sekarang
allhamdulillah sudah tau cara membuat bakso.
W ; kenapa bapak memilih untuk
berjualan di Gelatik ?
N : karena kebetulan saya memiliki
rumah di sini dan lokasinya yang sangat stagis karena berdekatan dengan unmul.
W : lalu sejak kapan bapak
berjualan di sini ?
N : kira-kira sekitar 10 tahun yang
lalu.
W : bahan apa saja yang bapak
guanakan untuk membuat bakso dan apakah bapak memiliki resep khusus ?
N :
resep khusus tidak ada, saya membuat bakso seperti pada umumnya,
bahan-bahan yang saya gunakan seperti daging sapi , tepung dan bumbu dapur
lainya
W : perharinya berapa kilo daging
sapi yang bapak gunakan?
N : untuk membuat bakso saya
membutuhkan 10 kilo perharinya.
W ; lalu dari mana bapak mendapatkan
dagi sapi tersebut ?
N : saya membeli dari langganan
saya di pasar pagi.
W ; sudah berapa lama bapak
berlangganan dengan penjual daging sapi tersebut
N : kira-kira sudah 6-7 tahun.
W: bagaimana dengan kualitas daging
sapi yang bapak gunakan?
N :saya selalu menggunakan daging
sapi segar, karena selain enak, hasil baksonya pun jauh lebih baik.
W : apakah bapak pernah mengalami
kekurangan atau kesulitan mendapatkan daging sapi?
N :
kalu itu biasanya pada saat lebaran mbak.
W : apakah bapak pernah mengalami
masalah seiri dengan melonjaknya harga daging sapi?
N :
kalau itu pasti mbak.
W : lalu apa yang bapak lakukan ?
N : kalau sudah begitu, biasanya
saya siasati dengan mengurangi daging dan menambahkan lebih banyak tepung pada
campuran bakso.
W : apakah dengan cara itu tidak
mengurangi pelanggan bapak ?
N : ya sebenarnya ada beberapa
pelanggan yang komplain karena tidak sesuai biasanya.
W : di luar sana banyak
pedagang-pedagang bakso yang usil, karena daging sapi terlalu mahal biasanya
mereka mencampurkan daging celeng ke adonan bakso. Apakah bapak pernah berfikir untuk melakukan hal itu?
N : sama sekali tidak, karena saya
percaya rejeki sudah di atur sama yang di Atas.
W : seiring maraknya berita
mengenaki kikil berformalin dan bakso celeng, apakah berdampak pada usaha
bapak?
N : allhamdulillah tidak berpengaruh pada usaha saya,
karena pendapatan perhari masih sama
seperti hari-hari biasanya.
W : apakah dari usahan bakso ini
sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari?
N : allhamdulillah sudah, bahkan
dari usaha bakso ini saya bisa menyekolahkan ke 3 anak-anak saya.
W : apa harapan bapak kedepan
sehubungan dengan usaha bakso ini?
N : saya berharap kedepanya bisa
membuka cabang di seluruh Kalimantan bahkan di indonesia.
W : kalau begitu terima kasih atas
waktu yang telah bapak sediakan. Dan sukses selalu buat usaha bakso bapak.
N : terima kasih kembali, semoga mbaknya juga
sukses dalam pendidikannya.
Demikianlah hasil
wawancara saya bersama pak budi sutiyoso. Dari wawancara ini saya dapat menarik
kesimpulan bahwa didalam membuka suatu usaha tentu kesulitan akan kita hadapi.
Namun kesulitan bukan menjadi alasan untuk berbuat curang. sama seperti yang
pak budi alami.Walaupun harga daging sapi semakin melonjak di pasaran, ia tetap
mempertahankan menggunakan daging sapi pada baksonya dan tidak mengikuti
jejak-jejak pedangan bakso yang acapkali usil menggunakan daging celeng.
Maka dari itu
selalulah menaburkan ke jujuran karena kejujuran akan membawa kita kepada
kesuksesan.