NAMA : DEWI YUSTIN PADAUNAN
NIM : 1402055150
All The President Men
Sutradara : Alan J. Pakula
Pemeran : Robert Redford, Dustin Hoffman, Jason Robards
Rilis : 1976
Genre : Drama, history, mystery
All The President’s
Men merupakan sebuah film jurnalistik. Melalui film ini, kita dapat mengetahui
bagaimana pekerjaan sehari-hari seorang wartawan dalam memburu berita.kekuatan
sesungguhnya dari film ini adalah ceritanya yang mengalir dengan sangat baik
meskipun penonton sangat memerlukan pengetahuan sejarah Skandal Watergate yang
mumpuni untuk benar-benar memahami film ini secara keseluruhan. Skandal
Watergate adalah salah satu skandal politik yang paling menggemparkan dalam
sejarah pemerintahan Amerika Serikat. Kasus ini berawal dari dipergokinya 5
orang pencuri yang tertangkap basah sedang menyusup ke komplek perhotelan
Watergate yang merupakan basis dari Partai Demokrat. Investigasi menjadi
semakin meluas sampai berdampak pada mundurnya Presiden Nixon dari jabatannya
pada tahun 1974 (pertama kalinya dalam sejarah seorang Presiden AS mengundurkan
diri). Kasus itu bisa terungkap berkat kontribusi besar dari dua orang wartawan
muda harian Washington Post, yakni Bob Woodward dan Carl Bernstein.
Sebagai seorang wartawan,
terlebih pegiat pers mahasiswa, kredibilitas seorang wartawan dipertaruhkan
dalam tulisan. Maka koreksi dari teman sesama wartawan sangat penting sebelum
disiarkan ke khalayak. Masyarakat akan bisa menilai kualitas wartawan bahkan
juga media tempat ia bernaung. Jika saja tulisan yang dibuat kacau, bisa jadi
seorang wartawan akan berperkara di Dewan Pers dan citra media yang
bersangkutan akan memburuk. Namun, apabila sebuah tulisan dapat dipahami
maksud, arah, dan substansinya, reputasi wartawan dan media yang bersangkutan
juga meningkat. Maka, aturan mengenai penulisan teras berita, tubuh berita,
struktur kalimat, EYD, dan lain-lain mesti diperhatikan betul-betul jika tak
ingin bersinggungan dengan keredaksian dan publik tentunya.
Proses wawancara pada tingkat yang lebih sulit pun
menghadang dua wartawan ini. . Mereka mewawancara puluhan orang yang bekerja di
bagian keuangan pemerintahan untuk mengetahui aliran dana sebesar $25.000
tersebut. Mereka melakukannya Door to door. Putus asa hampir
menghinggapi perasaan dua orang ini, tapi wawancara demi wawancara terus mereka
lakukan. Akhirnya, mereka menemukan orang yang bersedia mengungkap untuk apa
aliran dana tersebut. Ternyata dana itu digunakan untuk kegiatan spionase dalam
kasus Watergate. Bayangkan, untuk mengetahui sebuah aliran dana saja, mereka
berdua mesti mewancara puluhan orang bahkan sampai larut malam.
Bernstein dan Woodwart juga
serius dengan perkembangan infomasi terkait Watergate. Berita yang baik
tentunya tak mencakup kulit luar, tapi mendalam dan terus diikuti
perkembangannya, inilah follow up. Jika tidak demikian, tak mungkin dua
wartawan ini dianugrahi penghargaan Putlizer. Betapa tidak, berita yang ditulis
dua wartawan ini mengungkap pelaku kriminal yang melibatkan pejabat tinggi
pemerintah, sampai tuntas, berakhir di pengadilan, dan Nixon menyerah.