Muhammad Mirza Aqmal
1402055143
Hujan dan panas bukan halangan yang berarti bagi Nenek Silah
untuk mencari nafkah. Usia nya sudah tua, tubuhnya kurus kering, kulitnya pun
keriput, rasa tak tega melihatnya. Namun di balik usia 73 tahun itu tersembunyi
kekuatan yang tidak dimiliki kita para kaum muda. Nek Silah sehari-hari
berjualan gado-gado di pasar Merdeka dan berkeliling sekitar pasar mulai pukul
7 pagi sampai pukul 3 siang. Kini Nek Silah lah yang menjadi tulang punggung
keluarganya setelah suaminya meninggal dunia 9 tahun lalu.
Anaknya ada 3 orang. Anak pertamanya tidak tahu pergi
kemana. Sedangkan 2 anaknya lagi sakit-sakitan dan cacat. Untuk membiayai
anak-anaknya, Nek Silah hanya bisa berjualan gado-gado. Karena selain memasak,
tak ada lagi keahlian yang bisa dilakukan karena Nek Silah tidak tamat Sekolah
Dasar.
Dalam sehari, Nek Silah bisa mendapatkan penghasilan sekitar
80 ribu sampai 120 ribu rupiah. Setengah dari penghasilannya untuk membeli
bahan jualan dan sisanya lagi untuk keperluan sehari-hari. Memang tidaklah
cukup, tapi Nek Silah tidak pernah berheti bersyukur. Untuk anaknya, ia rela
melakukan apapun .