Jumat, 05 Juni 2015



Muhammad Mirza Aqmal
1402055143


Hujan dan panas bukan halangan yang berarti bagi Nenek Silah untuk mencari nafkah. Usia nya sudah tua, tubuhnya kurus kering, kulitnya pun keriput, rasa tak tega melihatnya. Namun di balik usia 73 tahun itu tersembunyi kekuatan yang tidak dimiliki kita para kaum muda. Nek Silah sehari-hari berjualan gado-gado di pasar Merdeka dan berkeliling sekitar pasar mulai pukul 7 pagi sampai pukul 3 siang. Kini Nek Silah lah yang menjadi tulang punggung keluarganya setelah suaminya meninggal dunia 9 tahun lalu.

Anaknya ada 3 orang. Anak pertamanya tidak tahu pergi kemana. Sedangkan 2 anaknya lagi sakit-sakitan dan cacat. Untuk membiayai anak-anaknya, Nek Silah hanya bisa berjualan gado-gado. Karena selain memasak, tak ada lagi keahlian yang bisa dilakukan karena Nek Silah tidak tamat Sekolah Dasar.

Dalam sehari, Nek Silah bisa mendapatkan penghasilan sekitar 80 ribu sampai 120 ribu rupiah. Setengah dari penghasilannya untuk membeli bahan jualan dan sisanya lagi untuk keperluan sehari-hari. Memang tidaklah cukup, tapi Nek Silah tidak pernah berheti bersyukur. Untuk anaknya, ia rela melakukan apapun .