Rabu, 03 Juni 2015



M.Luqman Hakim
1402055088



Metamorfosis dari Membuat Pagar sampai Mencuci Motor
Oleh Muhammad Luqman Hakim (1402055088)


Edi Prasetyo merantau dari Madiun, Jawa Timur, ke Jalan Gelatik, Samarinda, Kalimantan Timur, karena tidak mampu bersaing dengan pembuat pagar di kampung halamannya. Dia membuka usaha pembuatan pagar dengan sistem pembelian secara borongan. Namun, nasib pria yang kini berumur 35 tahun ini tidak mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini membuat Edi harus memutar otak dengan membuat usaha sampingan yaitu tempat pencucian motor.

Problem yang biasa dihadapi Bapak belakangan ini?
Banjir, di daerah ini memang terkenal dengan banjirnya. Banjir yang biasa saja tingginya mencapai lutut orang dewasa. Tentu ini akan sangat menyulitkan dalam proses pencucian motor. Tapi, jika banjirnya hanya mencapai mata kaki tempat ini tetap buka.

Apakah ada hal-hal yang bisa memberikan keuntungan?
Kemarau biasa menjadi musim yang memberikan keuntungan lebih. Mahasiswa yang dilarang untuk mencuci motor di rumah kosnya juga. Terlebih lagi kawasan tempat pencucian Saya berada di kawasan sekitar kampus. Sudah pasti banyak mahasiswa yang menggunakan jasa saya untuk mencuci motor mereka.

Teknisnya bagaimana cara bapak mencuci motor?
Saya mencuci motor seperti biasa saja. Namun, saya dibantu dengan pompa air dan alat penyemprot yang mengatur deras atau tidaknya air keluar. Di pencucian saya juga dilengkapi alat pembuat busa agar lebih irit dalam penggunaan sabun.

Sudah Berapa lama Bapak berusaha di bidang ini, dan kapan saja anda berkerja?
Untuk Usaha pagarnya sudah hampir 5 tahun. Namun, usaha pencucian ini baru 6 bulan berusaha. Untuk usaha pagar saya tunggu pesanan terlebih dahulu lalu mengerjakannya. Sedangkan untuk pencucian saya buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 8 malam.

Berapa pendapatan bapak dalam sebulan, dan apakah cukup untuk kehidupan sehari-hari?
Saya biasa mencuci 50 motor perhari dengan imbalan Rp 15.000 per motor. Dalam sebulan minimal saya bisa mendapat uang Rp 2.000.000, ditambah dengan pesanan pagar. Ditambah lagi saya masih hidup tanpa keluarga dengan uang sebesar itu sudah pasti sangat cukup untuk  kehidupan sehari-hari.