Rabu, 03 Juni 2015

Nama               :           Lia Badriya
NIM                :           1402055131
\



Delapan Bocah Tewas di Lubang Bekas Tambang, Pemkot Abai




            Samarinda, Kalimantan Timur, pada bulan lalu Setidaknya delapan bocah meninggal di kolam bekas tambang. Nadia Tazkia anak berusia sepuluh tahun ini meninggal tenggelam saat berenang di bekas galian tambang. hingga kini lubang maut tersebut tetap menganga, menunggu nyawa selanjutnya, tanpa tanda bahaya sedikitpun. Lokasi lubang yang menganga tersebut hanya berjarak beberapa meter dari permukiman warga. Bila dicermati, kolam tampak dangkal dari kejauhan. Namun menurut warga, bagian terdalam kolam tersebut mencapai lebih dari 7 meter.Sepanjang pinggir kolam masih terlihat jelas bekas kerukan eskavator dan singkapan-singkapan batubara yang belum dikeruk. Dan hanya berjarak 20an meter dari lubang maut atau tepat di pinggir jalan raya, tumpukan batu bara yang sudah digali dibiarkan teronggok begitu saja. Basuki Rahmat, Ketua RT 48 Kelurahan Rawa Makmur mengatakan, sejak awal lubang tersebut akan ditambang memang sudah mendapat penolakan dari warga. Lokasi tambang sebelumnya adalah kebun buah milik warga. Pemkot Samarinda melalui pihak Kelurahan Rawa Makmur sebagai perpanjangan tangan  pemerintah terlihat memang abai. Karena sikap pemerintah yang abai tersebut, daerah sekitar juga mengalami banjir yang intesitasnya meningkat dari senelumnya. Bukan hanya akfititas pengerukan yang mendapat penolakan dari warga, aktifitas pengangkutan batu bara (hauling) yang melalui beberapa RT di kelurahan tersebut juga sempat dihentikan. Namun karena ada kompensasi “uang debu” kepada beberapa warga hauling akhirnya diijinkan.
            Menurut saya, kasus ini sangat merugikan warga setempat karena warga di daerah tersebut telah kehilangan lahan mereka untuk beraktivitas serta, lingkungan sekitar mereka yang tercemar akibat kegiatan tambang yang ilegal tersebut.
            Dan, kasus ini masuk dalam kategori hukum, karena memang seharusnya di tindak lanjuti. Dan dalam kasus ini pum terlihat janggal oleh saya di karenakan sikap pemerintah yang terlihat acuh dan bahkan mengabaikan, serta penyidikan kepolisian yang tidak memberikan status yang pasti terhadap kasus ini. Saya mengindikasikan bahwa dalam kasus ini ada oknum yang mempunyai koneksi atau “orang dalam” di Pemerintah maupun di Kepolisian.