Nama : Lia Badriya
NIM : 1402055131\
Delapan
Bocah Tewas di Lubang Bekas Tambang, Pemkot Abai
Samarinda, Kalimantan Timur, pada
bulan lalu Setidaknya delapan bocah meninggal di kolam bekas tambang. Nadia
Tazkia anak berusia sepuluh tahun ini meninggal tenggelam saat berenang di
bekas galian tambang. hingga kini lubang maut tersebut tetap menganga, menunggu
nyawa selanjutnya, tanpa tanda bahaya sedikitpun. Lokasi lubang yang menganga
tersebut hanya berjarak beberapa meter dari permukiman warga. Bila dicermati,
kolam tampak dangkal dari kejauhan. Namun menurut warga, bagian terdalam kolam
tersebut mencapai lebih dari 7 meter.Sepanjang pinggir kolam masih terlihat
jelas bekas kerukan eskavator dan singkapan-singkapan batubara yang belum
dikeruk. Dan hanya berjarak 20an meter dari lubang maut atau tepat di pinggir
jalan raya, tumpukan batu bara yang sudah digali dibiarkan teronggok begitu
saja. Basuki Rahmat, Ketua RT 48 Kelurahan Rawa Makmur mengatakan, sejak awal
lubang tersebut akan ditambang memang sudah mendapat penolakan dari warga.
Lokasi tambang sebelumnya adalah kebun buah milik warga. Pemkot Samarinda
melalui pihak Kelurahan Rawa Makmur sebagai perpanjangan tangan pemerintah terlihat memang abai. Karena sikap
pemerintah yang abai tersebut, daerah sekitar juga mengalami banjir yang
intesitasnya meningkat dari senelumnya. Bukan hanya akfititas pengerukan yang
mendapat penolakan dari warga, aktifitas pengangkutan batu bara (hauling) yang
melalui beberapa RT di kelurahan tersebut juga sempat dihentikan. Namun karena
ada kompensasi “uang debu” kepada beberapa warga hauling akhirnya diijinkan.
Menurut saya, kasus ini sangat
merugikan warga setempat karena warga di daerah tersebut telah kehilangan lahan
mereka untuk beraktivitas serta, lingkungan sekitar mereka yang tercemar akibat
kegiatan tambang yang ilegal tersebut.
Dan,
kasus ini masuk dalam kategori hukum, karena memang seharusnya di tindak
lanjuti. Dan dalam kasus ini pum terlihat janggal oleh saya di karenakan sikap
pemerintah yang terlihat acuh dan bahkan mengabaikan, serta penyidikan
kepolisian yang tidak memberikan status yang pasti terhadap kasus ini. Saya
mengindikasikan bahwa dalam kasus ini ada oknum yang mempunyai koneksi atau
“orang dalam” di Pemerintah maupun di Kepolisian.