Nama : Iqbal Alamsyah
Nim : 1402055163
Resensi Filem “All The Presidents Men”
Filem ini bermula dari kasus spionase,pencurian, dan penyadapan di
salah satu markas milik Partai Nasional Demokrat, Wartage. Kemudian dua
orang jurnalis The Washington Post mencoba untuk menguak kasus yang
mereka anggap penuh konspirasi. Dua jurnalis tersebut yakni Bob Woodwart
dan Carl Bernstein.
Dalam kasus pencurian ini tertangkap lima
orang tersangka yang juga terlibat dalam kegiatan CIA, yang salah
satunya bernama Mr.Charles colson yang dulunya bekerja sebagai seorang
konsultan Gedung putih selain itu juga seorang penulis dan agen CIA.
Kelima tersangka ini langsung di bawah ke pengadilan untuk diproses dan
dimintai keterangan, mendengar itu Woodwart segera pergi ke pegadilan
dan mendengarkan dan melihat apa yang sedang terjadi diruang sidang
tersebut.
Diruang inilah ia bertemu dengan seorang saksi yang
dihadirkan dan segera menanyakan bukti-bukti atau informasi tentang
kasus yang sedang terjadi. Tapi sayangnya saksi malah menghindar dan
meminta Woodwart menghentikan peliputannya mengenai kasus ini.
Dengan bukti yang masi dikatakan belum cukup kuat untuk mengungkapkan
fakta Woodwart pun kembali dan mempresentasikan kepada pimpinan
redaksi, tapi sayang informasi yang ia dapatkan malah menjadi bahan
ocehan orang-orang tersebut, sampai-sampai ia diancam akan dipecat dari
Washington Post. Woodwart yang baru Sembilan bulan bekerja disitu
terbilang masih dianggap remeh oleh orang-orang disekitar tempat
kerjanya.
Disinilah kisah bermula ketika ia masih berambisi untuk
membongkar kebenaran tentang berita yang ia dapat, kemudian ia menullis
berbagai bukti dengan mesin ketiknya dan meletakan di meja salah satu
staf dikantornya tapi kertas yang ia tulis malah dibawah oleh salah satu
karyawan lainnya ke mejanya. Melihat hal ini timbul kejanggalan dalam
hatinya dan ia pun kembali menulis bukti yang lainnya dan kembali
meletakan tulisan tersebut di tempat semula, dan kemudian ia
memperhatikan salah satu karyawan yang tadi mengambil tulisannya dan
ternyata karyawan tersebut kembali mengambil tilisan Woodwart. Melihat
hal itu Woodwart lansung menghampiri karyawan tersebut dan menanyakan
apa maksud orang itu mengambil tulisannya.
Setelah sampai di meja
karyawan senior tersebut alangkah terkejutnya ia ternyata karyawan itu
mengambil bukti tulisan Woodwart ke dalam tulisannya. Woodwart merasa
tidak senang dan merampas tulisannya kembali. Woodwart pun kembali ke
mejanya, tapi karyawan tadi kembali menyusul dan ia menanyakan tentang
apa yang diketahui Woodwart dan dari sinilah awal persahabatan mereka.
Woodwart berteman dengan Carl Berninstein yang juga menjabat sebagai
wartawan di Washington Post.
Setiap hari mereka mencari
informasi tentang bukti yang akan memperkuat berita mereka selagi orang
yang mereka kenal akan dihubungi untuk dimintai keterangan, tapi tak
seorang pun yang mau memberikan informasi yang sejelasnya. Sampai pada
suatu hari mereka menemui teman sekerja yang ternyata pernah berhubungan
dengan salah satu tersangka. Mereka meminta perempuan ini memberikan
informasi tentang orang-orang yang pernah terlibat di gedun putih.
Awalnya mereka juga sempat ditolak oleh perempuan ini tapi kemudian
perempuan ini setuju dan memberikan data yang mereka butuhkan.
Dari data yang didapat inilah mereka mulai menyelediki kasus yang sedang
terjadi satu persatu. Dari daftar nama mereka hubungi dan mereka
datangi, tapi semuanya menolak untuk dimintai keterangan karena beberapa
dari mereka tidak percaya bahwa Woodwart dan Carl adalah wartawan dari
Washington Post melainkan dari New York Times. Sampai suatu hari
terjadilah rapat redaksi yang membicarakan kasus yang mereka angakat
ini, tapi karena bukti yang Carl dan Woodwart dapatkan belum banyak
mereka malah di marahi.
Begitu berat beban yang mereka hadapi,
belum lagi bahaya yang mengancam keselamatan mereka karena mengangkat
kasus serius ini. Tapi hal ini sama sekali tidak membuat mereka putus
asa sampai suatu hari Carl kembali mendatangi rumah salah satu mantan
petinggi di gedung putih dan menanyakan kembali tentang rekasaya ini,
awalnya perempuan ini tidak ingin bertemu Carl lagi tapi Carl
berpura-pura hanya datang bertamu dan minum kopi. Akhirnya perempuan ini
mempersilahkan ia masuk, juga dari sinilah Carl berusaha mengorek
informasi dengan kecerdikannya sedikit teka-teki terpecahkan juga.
Carl membawa bukti yang ia dapat kepada Woodwart, disinilah mereka
mulai menulis tapi ternyata bukti yang didapat masih harus dipecahkan
juga agar menjadi fakta yang sejelas-jelasnya, dan akhirnya mereka
sepakat kembali menemui perempuan tadi. Setelah bukti benar-benar jelas
mereka segera menuliskan berita di Washington Post. Dan dari sinilah
mereka berhasil memecahkan kasus tersebut dan menjatuhkan President
Richard Nixon dengan berita yang setiap hari terbit di Washington Post.
Rabu, 03 Juni 2015