Rabu, 03 Juni 2015

Nama  : Iqbal Alamsyah
Nim    : 1402055163

Resensi Filem “All The Presidents Men”
   
Filem ini bermula  dari kasus spionase,pencurian, dan penyadapan di salah satu markas milik Partai Nasional Demokrat, Wartage. Kemudian dua orang jurnalis The Washington Post mencoba untuk menguak kasus yang mereka anggap penuh konspirasi. Dua jurnalis tersebut yakni Bob Woodwart dan Carl Bernstein.
    Dalam kasus pencurian ini tertangkap lima orang tersangka yang juga terlibat dalam kegiatan CIA, yang salah satunya bernama Mr.Charles colson yang dulunya bekerja sebagai seorang konsultan Gedung putih selain itu juga seorang penulis dan agen CIA. Kelima tersangka ini langsung di bawah ke pengadilan untuk diproses dan dimintai keterangan, mendengar itu Woodwart segera pergi ke pegadilan dan mendengarkan dan melihat apa yang sedang terjadi diruang sidang tersebut.
    Diruang inilah ia bertemu dengan seorang saksi yang dihadirkan dan segera menanyakan bukti-bukti atau informasi tentang kasus yang sedang terjadi. Tapi sayangnya saksi malah menghindar dan meminta Woodwart menghentikan peliputannya mengenai kasus ini.
    Dengan bukti yang masi dikatakan belum cukup kuat untuk mengungkapkan fakta Woodwart  pun kembali dan mempresentasikan kepada pimpinan redaksi, tapi sayang informasi yang ia dapatkan malah menjadi bahan ocehan orang-orang tersebut, sampai-sampai ia diancam akan dipecat dari Washington Post. Woodwart yang baru Sembilan bulan bekerja disitu terbilang masih dianggap remeh oleh orang-orang disekitar tempat kerjanya.
    Disinilah kisah bermula ketika ia masih berambisi untuk membongkar kebenaran tentang berita yang ia dapat, kemudian ia menullis berbagai bukti dengan mesin  ketiknya dan meletakan di meja salah satu staf dikantornya tapi kertas yang ia tulis malah dibawah oleh salah satu karyawan lainnya ke mejanya. Melihat hal ini timbul kejanggalan dalam hatinya dan ia pun kembali menulis bukti yang lainnya dan kembali meletakan tulisan tersebut di tempat semula, dan kemudian ia memperhatikan salah satu karyawan yang tadi mengambil tulisannya dan ternyata karyawan tersebut kembali mengambil tilisan Woodwart. Melihat hal itu Woodwart lansung menghampiri karyawan tersebut dan menanyakan apa maksud orang itu mengambil tulisannya.
    Setelah sampai di meja karyawan senior tersebut alangkah terkejutnya ia ternyata karyawan itu mengambil bukti tulisan Woodwart ke dalam tulisannya. Woodwart merasa tidak senang dan merampas tulisannya kembali. Woodwart pun kembali ke mejanya, tapi karyawan tadi kembali menyusul dan ia menanyakan tentang apa yang diketahui Woodwart dan dari sinilah awal persahabatan mereka. Woodwart berteman dengan Carl Berninstein yang juga menjabat sebagai wartawan di Washington Post.
    Setiap hari mereka mencari informasi  tentang bukti yang akan memperkuat berita mereka selagi orang yang mereka kenal akan dihubungi untuk dimintai keterangan, tapi tak seorang pun yang mau memberikan informasi yang sejelasnya. Sampai pada suatu hari mereka menemui teman sekerja yang ternyata pernah berhubungan dengan salah satu tersangka. Mereka meminta perempuan ini memberikan informasi tentang orang-orang yang pernah terlibat di gedun putih. Awalnya mereka juga sempat ditolak oleh perempuan  ini tapi kemudian perempuan ini setuju dan memberikan data yang mereka butuhkan.
    Dari data yang didapat inilah mereka mulai menyelediki kasus yang sedang terjadi satu persatu. Dari daftar nama mereka hubungi dan mereka datangi, tapi semuanya menolak untuk dimintai keterangan karena beberapa dari mereka tidak percaya bahwa Woodwart dan Carl adalah wartawan dari Washington Post melainkan dari New York Times. Sampai suatu hari terjadilah rapat redaksi yang membicarakan kasus yang mereka angakat ini, tapi karena bukti yang Carl dan Woodwart dapatkan belum banyak mereka malah di marahi.
    Begitu berat beban yang mereka hadapi, belum lagi bahaya yang mengancam keselamatan mereka karena mengangkat kasus serius ini. Tapi hal ini sama sekali tidak membuat mereka putus asa sampai suatu hari Carl kembali mendatangi rumah salah satu mantan petinggi di gedung putih dan menanyakan kembali tentang rekasaya ini, awalnya perempuan ini tidak ingin bertemu Carl lagi tapi Carl berpura-pura hanya datang bertamu dan minum kopi. Akhirnya perempuan ini mempersilahkan ia masuk, juga dari sinilah Carl berusaha mengorek informasi dengan kecerdikannya sedikit teka-teki terpecahkan juga.
    Carl membawa bukti yang ia dapat kepada Woodwart, disinilah mereka mulai menulis tapi ternyata bukti yang didapat masih harus dipecahkan juga agar menjadi fakta yang sejelas-jelasnya, dan akhirnya mereka sepakat kembali menemui perempuan tadi. Setelah bukti benar-benar jelas mereka segera menuliskan berita di Washington Post. Dan dari sinilah mereka berhasil memecahkan kasus tersebut dan menjatuhkan President Richard Nixon dengan berita yang setiap hari terbit di Washington Post.